Sampai Bertemu

Hari 7 dari #JurnalJanuari

Petrick
4 min readJan 7, 2024
Kugi.

Tangerang, 30 Desember 2023. 23.37 WIB.

Ya, sebenarnya beberapa tulisan saya tidak dimulai pada tanggal yang sama dengan penerbitannya. Tujuannya adalah supaya saya semacam punya ‘tabungan’ kalau misalnya tidak sempat menulis di hari tersebut. Selain itu juga karena saya kebetulan ide itu muncul di pikiran, dan saya merasa harus segera menuangkannya ke dalam Medium.

Di sisi lain, saya juga termasuk orang yang ekspresif. Jadi, kalau ada perasaan tertentu, ya disampaikan saja. Mungkin karena hal itu, kadang kalau saya bicara (atau menulis) jadinya terlalu panjang karena saya sulit berhenti.

Contohnya ya tulisan ini.

Saya bukan orang Kristen yang benar. Tahun 2023 menunjukkan betapa saya adalah manusia yang amat berdosa. Bahkan ketika menulis ini pun saya nggak bisa membayangkan betapa banyak dosa yang masih akan saya buat di tahun depan.

Saya juga bukan orang yang paham musik. Meskipun demikian, saya suka dengar lagu, dan kadang saya juga senang nyanyi-nyanyi sendiri. Entah itu sambil menyetir, sambil mandi, atau kalau tiba-tiba teringat aja. Tapi jangan suruh saya untuk menyanyi di depan publik ya, karena akibatnya bisa fatal.

Kadang saya bingung kenapa sebagian orang bisa nggak suka musik, atau bahkan dilarang menikmatinya. Padahal, musik kan bisa membuat otak kita sehat, dan tentu bisa jadi alat yang kuat untuk membantu kita menjalani kehidupan sehari-hari. Bahkan bagi orang Kristen, musik adalah hal yang krusial dalam pelayanan.

Tapi, ya sudahlah. Kembali lagi. Dua hal yang menjadi kekurangan saya tadi lantas nggak bikin saya jadi gak bisa punya lagu rohani favorit, dong. Meskipun ya… mungkin lagunya cuma itu-itu aja. Salah satu lagu kidung favorit saya adalah Tuhan Allah Beserta Engkau’ (KJ 346). Berikut sebagian liriknya (dengan sedikiiiit perubahan),

1. Tuhan Allah beserta engkau, sampai bertemu kembali!
Kasih Kristus mengawali, Tuhan Allah beserta engkau!

Reff:
Sampai bertemu, bertemu! Sampai lagi kita bertemu!
Sampai bertemu, bertemu! Tuhan Allah beserta engkau!

3. Tuhan Allah beserta engkau dalam susah dan keluhmu;
rangkulanNya menghiburmu, Tuhan Allah beserta engkau!

Reff:
Sampai bertemu, bertemu! Sampai lagi kita bertemu!
Sampai bertemu, bertemu! Tuhan Allah beserta engkau!

Bisa jadi kamu kayak bosan ya mendengar lagu ini, sebab lagu ini lumayan sering dinyanyikan di berbagai gereja. Apalagi kalau membayangkan saya yang nyanyi (karena lagu ini cuma satu dari sedikit lagu rohani yang saya tahu). Mungkin lagunya gak sepopuler ‘Hidup Ini Adalah Kesempatan’ atau kalau sekarang ada ‘Goodness of God’, sih. Tapi ya semoga nggak jadi bosan, lah.

Satu lagu rohani lain yang saya suka adalah ‘Tersembunyi Ujung Jalan’ (KJ 416). Saya baru tahu lagu ini relatif belum lama, mungkin sekitar masa pandemi. Kalau saya nggak salah, waktu itu ada seorang pelayan gereja yang memandu jemaat untuk menyanyikan lagu ini. Saya waktu itu merasa kaget (karena ternyata ada lagu ‘membosankan’ yang saya baru kenal), namun juga merasa penasaran karena saya menikmati lagunya. Berikut liriknya,

1. Tersembunyi ujung jalan, hampir atau masih jauh;
‘ku dibimbing tangan Tuhan ke neg’ri yang tak ‘ku tahu.
Bapa, ajar aku ikut, apa juga maksudMu;
tak bersangsi atau takut, beriman tetap teguh.

2. Meski langkahMu semua tersembunyi bagiku;
hatiku menurut jua dan memuji kasihMu.
Meski kini tak ‘ku nampak, nanti ‘ku berbahagia;
apabila t’rangMu tampak dengan kemuliaannya.

3. Tuhan, janganlah biarkan kutentukan nasibku.
B’rilah hanya kudengarkan keputusan hikmatMu.
Aku ini pun selaku kanak-kanak yang bebal.
Bapa jua bimbing aku ke kehidupan kekal.

4. Dengan bapa aku maju dalam malam yang kelam
ke neg’ri yang tak kutahu dengan mata terpejam

Duh, jadi mau nangis kan. Tengah malam begini malah jadi terharu. Heuheuheu.

Oh ya, saya emang paling suka lagu ini versi Victor Hutabarat. Tapi sayang, dia nggak nyanyiin yang bait keempat (yang pendek itu; saya nggak tau istilah musiknya apa). Mungkin kalau mau versi lengkapnya kalian bisa cek versi yang dinyanyikan GKI Coyudan di Youtube.

Saya mau tutup tulisan ini dengan kembali ke lagu ‘Tuhan Allah Beserta Engkau’ (KJ 346). Betapa bodohnya saya karena baru malam ini saya sadar bahwa lagu ini adalah terjemahan dari lagu God Be with You’ yang ditulis oleh Jeremiah Rankin tahun 1880. Berikut liriknya (dengan sedikiiiit perubahan),

God be with YU till we meet again,
By His counsels guide, uphold you,
With His sheep securely fold you,
God be with YU till we meet again.

Reff:
Till we meet, till we meet,
Till we meet at Jesus’ feet;
Till we meet, till we meet,
God be with YU till we meet again.

God be with YU till we meet again,
When life’s perils thick confound you,
Put His arms unfailing round you,
God be with YU till we meet again.

Reff:
Till we meet, till we meet,
Till we meet at Jesus’ feet;
Till we meet, till we meet,
God be with YU till we meet again.

Sampai bertemu.

--

--

Petrick
Petrick

Written by Petrick

Meine Kraft Liegt in Jesus. Football writer.

No responses yet